Friday, January 24, 2014

Tentang Asrama Dua Saudara

Asrama Dua Saudara saat baru ditempati oleh UKM.
Tempat itu tak banyak orang kenal. Mungkin hanya beberapa mahasiswa saja yang aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di UIN SGD Bandung yang tahu lokasinya. Itulah Asrama Dua Saudara. Sebuah kos-kosan yang dialih fungsikan sebagai sekretariat sementara beberapa UKM di kampus UIN SGD Bandung.

Lokasinya tak jauh dari kampus. Hanya beberapa ratus meter saja ke arah Ujung Berung di sebelah kiri jalan sebelum masjid fatal dan setelah jalan yang tembus kea rah Jl. Soekarno Hatta. Tempat itu terdapat pintu gerbang besar bercatkan hitam, dari jalan hanya perlu turun sedikit dan masuk ke gerbang lalu seperti melewati lorong kumuh dengan din-dingnya yang penuh lumut karena rembesan air hujan. Setelah itu adalah pemandangan berderet kamar berwarna kream dengan nuansa seperti rumah susun.

Tempat itu agak kumuh, lantainya selalu kotor, halaman depan kosan itu selalu dipenuhi parkiran motor dan sampah. Bila hujan deras datang, air selalu menggenangi halamannya, dan selalu ada mobil yang terparkir kaku di halaman asrama itu. Hunian itu berupa bangunan dua lantai yang saling berhadapan. Beberapa UKM seperti Suaka, LPIK, LPB, Fabbis, Perbama, Kopma, WSC dan para UKM beladiri ada di sana. Sementara UKM yang lainnya disebar di beberapa asrama lain yang berbeda.


Itu adalah gambaran Asrama Dua Saudara. Tapi itu dulu, sebelum kami para UKM pindah ke Gedung Student Center (SC) baru di kampus. Mungkin sekarang lebih bersih dan nyaman. Mungkin juga si Ibu kosannya tidak lagi cuek pada kondisi kosannya. Ya, selama yang saya rasakan, ia tak pernah memperhatikan kondisi air tiap kosan. Tak ayal bila sekre saya (Suaka) kerannya selalu kering kerontang. Berbeda dengan yang dilantai bawah. Tinggal di sana memang harus sabar, karena kalau ingin kencing saja harus ijin ke sekre yang lain untuk numpang ke air.

Meski begitu, Asrama Dua Saudara tetap tak pernah sepi dari aktifitas mahasiswa (Main gitar, ngopi, ngudud, nongkrong, diskusi). Terutama bagi yang tidak punya kosan.

Saya punya cerita unik tentang Asrama Dua Saudara. Waktu itu, hujan turun begitu deras. Sekre Suaka pun sempat kebanjiran karena gentengnya bocor. Bahkan sempat mengungsi ke kosan Pradi di Manisi sana. Banjir di halaman depan asrama tak terhindarkan. Beberapa motor dan mobil ikut terendam. Walau pun ketinggiannya hanya 20-30 cm saja. Tapi yang lucu adalah sekre UKM Lembaga Seni Lukis dan Kaligrafi Islam (LSLKI). Kalau sekre yang lain kebanjiran dari atap yang bocor, tapi sekre itu malah kebanjiran dari Septic Tank yang meluap. Sudah bisa ditebak, si kuning mengapung membanjiri sekre LSLKI dan menguapkan baunya yang tak sedap.

Banyak kenangan yang terukir di sekre para UKM itu. Seperti kenangan coretan di dindingnya, hasil karya tangan para aktifis kampus yang isi hatinya tak sampai ke telinga para birokrat. Dan hanya sampai di tembok ‘ratapan’ di sekrenya. Itulah Asrama Dua Saudara, tempat di mana cerita tentangnya tak pernah usai. Tempat di mana curhat dari mahasiswa yang galau bersemayam di tembok-tembok. Dan juga tempat di mana jalinan kasih dan jalinan cinta terangkul hangat di antara bau tak sedap.      

Sekre Baru

Cerita belum usai. Hari itu, Selasa (31/12/2013) adalah hari terakhir para penghuni Asrama Dua Saudara untuk hijrah ke gedung Student Center (SC) yang baru. Itu adalah hari yang ditunggu-tunggu. Semua UKM sibuk mengepak barang-barang. Para pengurus UKM itu beralih profesi menjadi kuli angkut barang. Mobil-mobil pengangkut barang seperti kebanjiran rejeki di akhir tahun, karena banyak yang menyewa untuk jasa angkut barang. Hari itu kampus disibukan dengan hilir mudik mobil pick up yang mengangkut barang.

Mereka terlihat senang akan hal itu, karena mereka akan mendapatkan suasana baru dan fasilitas baru yang lebih nyaman daripada Asrama Dua Saudara. Tapi beberapa UKM ada yang seperti mengeluh, karena kondisi ‘lapak’ sekrenya tak sesuai dengan yang diharapkan. Seperti yang Suaka rasakan. Jelas, ruangan 3x3 tak cukup untuk menampung barang-barang kami yang sebelumnya di Asrama Dua Saudara bisa tiga kamar. Walau begitu, kami sedikit tertolong dengan kehadiran gudang tempat gardu listrik, yang kemudian dipakai gudang untuk barang dari LPIK dan Suaka. Yang sekarang dikenal dengan sebutan Kabag (Kandang Bagong).

Waktu terus berlalu. Para pengurus UKM masih terlihat santai-santai. Bahkan ada banyak kamar yang diperuntukan HMJ dan Senat yang terbengkalai kosong. Sampai pada suatu waktu, UKM,UKK,HMJ,Senat dan Dema mendapat undangan dari Kampus untuk menghadiri acara di Sumedang. Saya agak sedikit lupa nama acaranya, karena saya tak ikut ke sana waktu itu. Tapi saya mendengar cerita dari Wisma, salah satu anggota Suaka yang menjadi delegasi ke sana.

Menurut Wisma, dalam acara itu membahas mengenai pelatihan jurnal ilmiah mahasiswa sebagai standar lulus S1 nanti. Tapi dalam pertemuan itu, membahas pula tentang aturan jam malam di Gedung SC. Dalam acara itu, kata Wisma, disepakati aturan bahwa batas penggunaan Gedung SC sesuai jam kuliah, yakni pukul 17.00 WIB. Jelas itu tak rasional, karena kuliah saja ada yang baru beres sampai maghrib.

Hingga pada Kamis (16/01/2014) di Meeting Room, Gedung SC Lantai 1, pihak Dema memfasilitasi pertemuan kembali antara UKM dan Birokrat yang waktu itu dihadiri oleh Kabag Keuangan dan Kabag Kemahasiswaan. Dalam pertemuan itu, sebelum kepada acara presentasi UKM baru, di bahas mengenai transparansi dana dari mahasiswa kepada UKM dan aturan tentang jam malam.

Ada beberapa hasil yang saya catat dalam pertemuan itu. Pertama, untuk dana UKM dan UKK yakni sebesar  Rp. 5.700.000,- Kedua,  tentang fasilitas yang akan diberikan kampus kepada organ intra kampus. Mereka menjanjikan akan memberikan printer, lemari, kursi, hordeng dan  meja kepada setiap organ intra kampus. Ketiga, tentang aturan jam malam di Gedung SC. Pihak rektorat tetap bersikukuh akan aturan itu. Meski  dari para pengurus UKM yang hadir waktu itu banyak menolak dengan tegas. Menurut Pihak kampus, aturan jam malam harus tetap diberlakukan. Alasannya karena harus membayar gajih lembur satpam nantinya, listrik yang membengkak dan menganggu lingkungan sosial di masyarakat karena berisik.

Sampai sekarang, masih belum ada kejelasan mengenai aturan itu. Menurut pihak kampus, aturan itu masih akan di godog dan ada selentingan kalau jam malam akan tetap diberlakukan tapi sampai pukul 21.00 WIB.

Pada intinya, di dunia ini tiada yang sempurna. Meski suasana baru, tak menjamin kenyamanan yang penuh. Justru ketika sekre ada di kampus. Kita merasa sedikit agak kurang bebas ‘beraksi’ karena aturan jam malam. Begitupun di Asrama Dua Saudara, kita memang bebas ‘beraksi’ tapi agak sedikit dibatasi oleh kondisi.

Sekian
Semoga bermanfaat. 

  

2 comments:

Anonymous said...

Semoga sekre baru jadi semangat baru dalam berkarya mang! eh anyar euy tampilanna jadi more beautiful than before :*

Adi Permana said...

ente ge calon penghuni sekre Suaka mereun..haha
hayu ah urang tarikeun ngablog na...