Monday, February 24, 2014

Wahyu Memandu Ilmu


UIN SGD Bandung

Pernahkah kalian mendengar istilah itu? Ya, itulah visi  kampus UIN SGD Bandung. Sebuah paradigma  penuh esensi yang sarat akan makna dan tujuan luhur. Mungkin sebagian dari mahasiswa UIN SGD Bandung akrab dengan istilah itu. Tapi tak menutup kemungkinan ada juga yang tak kenal sama sekali, sungguh ironis. 

Ketika saya pertama kali mendengar istilah itu, saya langsung takjub. Kenapa? Karena saya beranggapan bahwa ilmu yang akan disajikan kampus ini adalah ilmu yang tak terlepas dari moral dan nilai-nilai agama.

Kita patut apresiasi akan visi itu. Karena visi itulah yang menjadi identitas penting bagi sebuah lembaga pendidikan bernafaskan Islam. Tapi di sisi lain, kita juga patut mengkritisi akan fenomena nyata yang terjadi di lingkungan kampus. Apakah visi itu sudah terlaksana? Apakah visi itu sudah digaungkan oleh seluruh civitas akademik? Apakah visi itu hanya sebatas slogan semata? Jawabannya masih abu-abu! Sebab masih banyak praktek-praktek yang tak sesuai dengan visi yang digencarkan itu.

Friday, February 14, 2014

Belajarlah untuk Fokus

Dok.Net
Manusia itu berproses. Jadi jika hari ini kamu ingin mendahului proses, maka celakah kamu. Misalnya kamu sedang kuliah baru 3 semester, kemudian ekspektasi berpikir kamu sudah mengarah kepada kerja (pragmatis) maka celakalah kuliahnya. Bersiaplah untuk lulus lama. Ada masanya ketika kamu harus belajar dan harus kerja. Itulah proses.

Semua itu tak jadi masalah jika kamu bisa membagi waktu. Tapi itu akan jadi masalah manakala fokus kamu hilang. Ibarat fotografi, bila tak bisa fokus pada satu objek, maka foto itu menjadi tak bernilai. 

Manusia tetaplah manusia, kelebihan dan kekurangannya tetap akan melekat, tidak akan lepas. Oleh karenanya, kita perlu semacam magnet untuk menarik kekurangan yang ada pada manusia untuk menjadikannya kelebihan. Bagi saya, fokuslah jawabannya. Dengan bahasa lain yakni ulet. Karena dengan ulet/fokus akan membuat kita berproses kepada kelebihan.

Kalian pasti tak akan menapikan diri bahwa ada seorang yang pandai memainkan piano padahal dia punya keterbelakangan mental. Apa yang menyebabkan itu terjadi?  Fokus atau ulet sebenarnya yang ia lakukan.

Monday, February 10, 2014

Demonstrasi yang Tidak Intelek





Ilustrasi/Dok.Net
Oleh Adi Permana*

Pada suatu kesempatan, penulis pernah menjumpai suatu aksi demontrasi di sebuah kampus negeri di Bandung. Para demonstran itu adalah mahasiswa yang tergabung dalam sebuah forum yang tak bisa disebutkan namanya. Mereka terus berorasi dan berkoar-koar seolah tak takut pita suaranya putus. Tidak hanya berorasi, mereka juga melakukan longmarch mengelilingi kampus. Mereka mengajak mahasiswa lainnya untuk ikut turun beraksi.


Tapi sayag, aksi mereka tak begitu ditanggapi oleh para mahasiswa lain. Mereka—yang berdemontrasi—diacuhkan begitu saja, tak digubris sama sekali. Hanya ditonton seperti menonton aksi doger monyet.