Tuesday, June 18, 2013

180 Derajat


Aku ingin menulis ini sebagai sebuah pengingat dan pengobat kerinduan karena sudah lama tak bermain dengan kata-kata.

[Senin, 17 juni 2013]

Kala itu matahari masih malu-malu untuk keluar dari peraduannya. Aku bangun kesiangan pagi itu. Tapi sempat bangun di waktu subuh untuk sembahyang. Tapi tidur lagi. Hingga hasilnya kesiangan. Langsung meraih Handphone yang aku simpan di depan kepala. Aku mainkan, lalu ada sebuah pesan masuk dari Ayu. Rasa khawatir mulai menghantui pikiran. Khawatir terjadi suatu hal. Dan ya! Rasa itu benar adanya. Tiba-tiba rencana pendakian Gunung Gede Pangrango untuk mengisi hari libur dibatalkan. Rencananya memang aku, Ayu, dan Ridwan akan mendaki Gunung Gede Pangrango pada tanggal 24 Juni 2013 bersama teman-teman si Ayu (anak Unpas). Tapi membaca sms itu,  harapan untuk menaklukan gunung itu sirna. Tak tahu lagi apa yang harus aku lakukan.




Aku masih ingat, walau smsnya sudah terhapus. Alasan dibatalkannya pendakian kami yakni pertama, di tanggal itu Ayu akan melaksanakan UAS dan tidak bias di undur. Kedua, seminggu sebelum pendakian kami harus segera menyerahkan KTP ke pihak Taman Nasionla Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sebagai syarat pendakian.Tapi hal itu sulit, mengingat jarak ke tempat TNGGP jauh dan kami sekarang sedang berpencar. Aku di Cianjur, di kampung halaman. Ayu masih di Tamansari Bandung dan Ridwan sedang di Bogor mengikuti kegiatan study tour ke IPB.

Apa mau dikata. Perjalanan besar yang sudah kami impikan sedari SMA dulu harus berhenti begitu saja. Padahal itu cita-cita besar kami. Ini pula menjadi sebuah pelajaran berharga. Kami kurang informasi untuk pendakian ke Gunung Gede Pangrango. Ternyata seketat itu. Aku sendiri sudah persiapan begitu matang beberapa minggu sebelum pendakian, mulai dari perlengkapan sampai logistik. Ya! Pada hakikatnya manusia hanya bias berencana, Tuhan yang menentukan.


Oh Gunung Gede Pangrango, aku akan selalu merindu untuk mendakimu.


[Selasa, 18 Juni 2013]

Di malam hari setelah aku mendengar kabar dibatalkannya pendakian, aku tidak sengaja melihat sebuah catatan di blog. Nama blognya Perempuan Indonesia, dalam deskripsi peribadinya ia mengaku sebagai seorang perempuan yang selalu membawa bendera merah putih. Seorang sarjana muda Universitas Widyatama, dan sedang melakukan perjalanan Sang Saka. Entahlah yang jelas aku baca demikian katanya. Alamat blognya yaitu (premous.blogspot.com).

Aku membaca catatannya yang berjudul “Danau Ciharus: Ranu Kumbolo Versi Bandung Selatan”. Aku penasaran. Aku klik, dan itu ternyata danau yang ada di daerah Kamojang, Majalaya. Cukup dekat aku pikir untuk mencoba mengunjungi danau itu juga. Kebetulan pula aku punya seorang teman di daerah Majalaya. Aku hubungi nomor Hand Phone-nya, lalu aku jelaskan rencana berkunjung ke Danau itu, dan ia sambil semangat mengiyakan rencana itu. Aku mengajak seorang teman lagi yang kebetulan punya Camera DSLR. Tau sendiri maksudku kenapa mengajaknya. Tapi itu baru sebatas rencana yang akan kami lakukan di akhir Juni ini. Sebagai perpisahan pula pada juni yang indah. Sebuah rencana yang seratus delapan puluh derajat berbeda dari yang aku pikirkan sebelumnya. Ahh sudahlahhh..

..:: Rencana penaklukan gunung tertinggi kedua di Jawa Barat mungkin belum saatnya. Juga bukan aku seorang angkuh yang ingin menaklukan alam ini, tapi aku hanya ingin merasakan kebesaran-Mu ::..

No comments: