Tahun 2014 boleh dikatakan sebagai tahunnya politik. Sebab segalanya selalu berbau politik. Di warung kopi orang banyak bicara politik, di tembok-tembok actor politik unjuk gigi, di tiang listrik, di televisi apalagi, sampai-sampai di instansi pendidikan pun tak luput dari aroma politik. Bendera Merah Putih pun sepertinya kalah pamor dengan bendera parpol yang lebih gagah berkibar.
Itulah Indonesia, Negara yang punya ritual khas lima tahunan. Semua menyoroti pesta demokrasi itu. Ya, hal itu tentunya wajar, sebab di sanalah momentum negeri ini untuk bangkit dari keterpurukan. Segala harapan tentu bersemayam di hati para penghuninya. Tak terkecuali bagi seorang bayi yang baru lahir yang punya harapan besar untuk hidupnya kelak bisa sejahtera.
Di satu sisi, euforia seperti itu memang diperlukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakatnya pada politik. Tapi di satu sisi, kita juga harus berhati-hati dengan euforia itu. Jangan kita terlalu terlena dimabuk kepayang demokrasi. Jangan sampai para wakil-wakil kita terus-terusan “berpesta”. Sementara yang lainnya
sedang diperkosa dengan keadaan: kemiskinan, kelaparan, susahnya akses kesehatan, pengangguran, mahalnya barang-barang kebutuhan dll.
Bagi para wakil rakyat, siapa pun tuan yang terpilih nantinya, bukan saatnya untuk tuan merayakan akan kejayaan dan kedudukan. Tetapi ada tanggung jawab besar yang tuan emban nantinya. Adalah amanah dari rakyat yang telah memberikan kepercayaan kepada tuan sebagai wakil mereka. Jangan sia-siakan.
Dan bagi para pemberi amanah, jangan pula kalian terlalu terbawa euforia terpilihnya wakil kalian. Jadilah insan yang kritis dengan menuntut janji-janji manis para wakil kalian. Bukankah akan lebih baik ketika sebuah euforia dijadikan landasan pacu untuk sebuah kontribusi nyata. Semoga saja para wakil rakyat tak terlalu berbusa dalam buaian dusta, dan para rakyat tak terlalu berdosa memililh tuan sebagai wakilnya. Selamat berjuang, selamat bekerja, semoga selamat pada pertanggungjawaban di hadapan Tuhan. Dirgahayu pesta demokrasi!
Lihat opini lain di jurnaladipermana.blogspot.com
No comments:
Post a Comment