Tuesday, January 7, 2014

Mengenalkan Teknologi Robotik Pada Anak



Para mahasiswa jurusan fisika sedang mengikuti lomba robot line follower
Foto : Adi Permana

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengenalkan teknologi robot pada anak. Salah satunya dengan mengadakan lomba robotik yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Selasa (17/12). Bertempat di Auditorium FST, lomba ini punya tujuan luhur yakni mengenalkan teknologi robotik pada anak sejak dini.
Lomba itu dinamai Robocom. Sebuah lomba yang tidak hanya sebatas kompetisi tetapi juga ada nilai edukasi. Anak-anak yang megikuti lomba tersebut berasal dari pelajar di sekolah-sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah Bandung Timur. Sementara peserta mahasiswa berasala dari jurusan Fisika UIN SGD Bandung.


“Acara lomba seperti ini adalah suatu  wadah untuk memotivasi anak-anak sedini mungkin untuk mencintai dunia robotika. Sehingga nanti ia bisa mengembangkan teknologi ke jenjang yang lebih tinggi lagi,” ujar Mada Sanjaya, penggagas lomba tersebut yang juga dosen di jurusan Fisika Sains dan Teknologi UIN SGD Bandung.


Selain itu, pada lomba robotik juga Mada bertujuan untuk  memotivasi seluruh civitas akademika UIN SGD Bandung khususnya di Fakultas Sains dan Teknologi untuk lebih mencintai dunia teknologi. “Jadi teknologi itu bukan hanya milik kampus umum saja tapi kampus islam juga punya,” ujarnya saat di wawacara seusai acara.


Senada tapi tak sama, ketua pelaksana acara Roni Permana menuturkan, karena perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini, sehingga ada baiknya jika acara lomba semacam ini dihadiri pula oleh anak-anak SD dan SMP. “Kami juga mengundang anak yatim untuk mengenalkan robotic ini,” ujar mahasiswa semester tujuh jurusan Fisika itu singkat.


Acara yang diselenggarakan untuk kedua kalinya itu, turut menggandeng pula Badan Semi Otonom (BSO) Robotika UIN SGD Bandung yang sama-sama begerak dalam bidang teknologi robot. Para peserta pun begitu antusias dalam lomba tersebut. Beragam robot hasil karya dosen dan mahasiswa juga turut dipamerkan. Seperti robot pendeteksi jarak, robot vision, robot pendeteksi suhu dan robot nir kabel.


Ada dua kategori perlombaan dalam acara tersebut. Bagi mahasiswa, lombanya yakni robot line follower (robot mobil yang mengikuti garis) dan bagi anak-anak, perlombaannya berupa robot soccer (robot mobil dengan konsep bermain bola). Robot-robot yang digunakan peserta ialah hasil dari karya mereka sendiri. Tapi tak jarang ada juga yang dalam pelaksanan lomba robot-robotnya tidak berfungsi dengan baik karena hal teknis maupun non teknis.


Konsep Robotik


Konsep robotika sendiri bukan hanya sekedar membuat mainan untuk anak-anak, tapi robotika adalah dasar-dasar dari teknologi. Ketika bisa menguasai robotika berarti menguasai konsep otomatisasi, dan konsep digital. Dan konsep itulah yang digunakan dalam teknologi modern saat ini, seperti lampu lalu lintas, pintu yang terbuka sendiri, mesin cuci dan lain sebagainya.


“Jadi konsep dasar robotika adalah konsep otomatisasi, sistem yang bekerja secara otomatis atau terkontrol itulah robotika , semua teknologi yang bekerja secara otomatis itu bisa dinamakan robotika,” ujar Mada.


Sepintas, robot-robot di perlombaan itu begitu sederhana. Design dasarnya berupa mobil-mobilan biasa, lalu dimodifikasi sedemikian rupa dengan komponen-komponen penunjang seperti sensor, motor driver, dan chip atau otak penggerak. Bekas batang eskrim pun menjadi alternative yang dimanfaatkan untuk melengakapi tampilan robotik.


Tetapi itu semua tak menyulutkan semangat mereka untuk berkarya di bidang teknologi robot. Sehingga nantinya bangsa ini bisa jadi bangsa yang melek akan teknologi dan pesat dalam industri robot. Oleh karenanya sejak dini mereka harus dikenalkan dengan teknologi robot.


“Kami juga punya visi kedepannya, yakni untuk membangun sebanyak-banyaknya generasi yang bisa menguasai teknologi khususnya di bidang robotika, “ kata Mada  yang sudah menghasilkan 60 jenis karya robot di bidang edukasi itu menutup.

*****

Artikel di atas adalah artikel yang saya kirimkan ke Kompas Kampus, salah satu rubric di Harian Umum Kompas. Rubric itu diperuntukan khusus bagi mahasiswa (saya ketahui). Tapi sayangnya, artikel itu sampai sekarang tak kunjung dimuat.


Mungkin dalam tulisan saya masih banyak kekurangan sehingga untuk saat ini belum pantas untuk dimuat. Di sanalah saya mesti mengkaji karakteristik media massa tersebut. Ini hanya sekadar saran juga khususnya bagi saya dan pembaca, ternyata setelah say abaca-baca beberapa tulisan yang ada di rubric kompas kampus esensi tulisannya lebih kepada social. Misalnya saya pernah baca tentang aksi donor darah dan toleransi beragama. Itu berbeda dengan tulisan saya 
di atas yang lebih kepada perkembangan teknologi.


Meski demikian, tak menyulutkan semangat saya untuk lebih baik lagi dalam menulis, lebih cermat lagi dalam mengambil angle sebuah berita, dan lebih kuat lagi analisis dalam tulisaannya. 
Peserta Sekolah Dasar sedang mengikuti lomba robot soccerFoto: Adi Permana


Robot-robot yang dipamerkan dalam lomba Robo.com
foto : Adi Permana





No comments: