Para mahasiswa jurusan fisika sedang mengikuti lomba robot line follower Foto : Adi Permana |
Ada banyak
hal yang bisa dilakukan untuk mengenalkan teknologi robot pada anak. Salah
satunya dengan mengadakan lomba robotik yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan
Fisika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Selasa
(17/12). Bertempat di Auditorium FST, lomba ini punya tujuan luhur yakni
mengenalkan teknologi robotik pada anak sejak dini.
Lomba itu
dinamai Robocom. Sebuah lomba yang tidak hanya sebatas kompetisi tetapi juga
ada nilai edukasi. Anak-anak yang megikuti lomba tersebut berasal dari pelajar
di sekolah-sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah
Bandung Timur. Sementara peserta mahasiswa berasala dari jurusan Fisika UIN SGD
Bandung.
“Acara lomba
seperti ini adalah suatu wadah untuk
memotivasi anak-anak sedini mungkin untuk mencintai dunia robotika. Sehingga
nanti ia bisa mengembangkan teknologi ke jenjang yang lebih tinggi lagi,” ujar
Mada Sanjaya, penggagas lomba tersebut yang juga dosen di jurusan Fisika Sains
dan Teknologi UIN SGD Bandung.
Selain itu,
pada lomba robotik juga Mada bertujuan untuk
memotivasi seluruh civitas akademika UIN SGD Bandung khususnya di
Fakultas Sains dan Teknologi untuk lebih mencintai dunia teknologi. “Jadi
teknologi itu bukan hanya milik kampus umum saja tapi kampus islam juga punya,”
ujarnya saat di wawacara seusai acara.
Senada tapi
tak sama, ketua pelaksana acara Roni Permana menuturkan, karena perkembangan
teknologi dan informasi dewasa ini, sehingga ada baiknya jika acara lomba
semacam ini dihadiri pula oleh anak-anak SD dan SMP. “Kami juga mengundang anak
yatim untuk mengenalkan robotic ini,” ujar mahasiswa semester tujuh jurusan
Fisika itu singkat.
Acara yang
diselenggarakan untuk kedua kalinya itu, turut menggandeng pula Badan Semi
Otonom (BSO) Robotika UIN SGD Bandung yang sama-sama begerak dalam bidang
teknologi robot. Para peserta pun begitu antusias dalam lomba tersebut. Beragam
robot hasil karya dosen dan mahasiswa juga turut dipamerkan. Seperti robot
pendeteksi jarak, robot vision, robot pendeteksi suhu dan robot nir kabel.
Ada dua
kategori perlombaan dalam acara tersebut. Bagi mahasiswa, lombanya yakni robot line follower (robot mobil yang
mengikuti garis) dan bagi anak-anak, perlombaannya berupa robot soccer (robot mobil dengan konsep
bermain bola). Robot-robot yang digunakan peserta ialah hasil dari karya mereka
sendiri. Tapi tak jarang ada juga yang dalam pelaksanan lomba robot-robotnya
tidak berfungsi dengan baik karena hal teknis maupun non teknis.
Konsep Robotik
Konsep robotika sendiri bukan hanya sekedar membuat
mainan untuk anak-anak, tapi robotika
adalah dasar-dasar dari teknologi. Ketika bisa
menguasai robotika berarti menguasai konsep
otomatisasi, dan konsep digital. Dan konsep
itulah
yang digunakan dalam teknologi modern saat ini, seperti lampu lalu lintas, pintu yang
terbuka sendiri, mesin cuci dan lain sebagainya.
“Jadi konsep dasar
robotika adalah konsep otomatisasi, sistem yang bekerja secara otomatis atau
terkontrol itulah robotika , semua teknologi yang bekerja secara otomatis itu bisa
dinamakan robotika,” ujar Mada.
Sepintas, robot-robot di
perlombaan itu begitu sederhana. Design
dasarnya berupa mobil-mobilan biasa, lalu dimodifikasi sedemikian rupa dengan
komponen-komponen penunjang seperti sensor, motor driver, dan chip atau otak
penggerak. Bekas batang eskrim pun menjadi alternative yang dimanfaatkan untuk
melengakapi tampilan robotik.
Tetapi itu
semua tak menyulutkan semangat mereka untuk berkarya di bidang teknologi robot.
Sehingga nantinya bangsa ini bisa jadi bangsa yang melek akan teknologi dan
pesat dalam industri robot. Oleh karenanya sejak dini mereka harus dikenalkan
dengan teknologi robot.
“Kami juga
punya visi kedepannya, yakni untuk membangun sebanyak-banyaknya generasi yang
bisa menguasai teknologi khususnya di bidang robotika, “ kata Mada yang sudah menghasilkan 60 jenis karya robot
di bidang edukasi itu menutup.
*****
Artikel di
atas adalah artikel yang saya kirimkan ke Kompas Kampus, salah satu rubric di
Harian Umum Kompas. Rubric itu diperuntukan khusus bagi mahasiswa (saya
ketahui). Tapi sayangnya, artikel itu sampai sekarang tak kunjung dimuat.
Mungkin
dalam tulisan saya masih banyak kekurangan sehingga untuk saat ini belum pantas
untuk dimuat. Di sanalah saya mesti mengkaji karakteristik media massa
tersebut. Ini hanya sekadar saran juga khususnya bagi saya dan pembaca,
ternyata setelah say abaca-baca beberapa tulisan yang ada di rubric kompas
kampus esensi tulisannya lebih kepada social. Misalnya saya pernah baca tentang
aksi donor darah dan toleransi beragama. Itu berbeda dengan tulisan saya
di
atas yang lebih kepada perkembangan teknologi.
Meski
demikian, tak menyulutkan semangat saya untuk lebih baik lagi dalam menulis,
lebih cermat lagi dalam mengambil angle sebuah berita, dan lebih kuat lagi
analisis dalam tulisaannya.
Peserta Sekolah Dasar sedang mengikuti lomba robot soccerFoto: Adi Permana |
Robot-robot yang dipamerkan dalam lomba Robo.com foto : Adi Permana |
No comments:
Post a Comment