Banyak hal terjadi pada 2018. Beberapa momen terbaik tercipta dan amat sayang untung dihapus dalam memori. Beberapa di antaranya sudah saya tuliskan di blog ini. Sisanya mungkin nempel di sejumlah akun media sosial saya. Ya, itulah gunanya medsos, bisa menitipkan kenangan, walaupun kehidupan kita sejatinya dilacak oleh jaringan.
Tahun boleh berganti. Namun, harapan dan cita-cita di tahun 2018 tetap terpatri untuk direalisasikan. Beberapa cita-cita atau target mungkin akan menyesuaikan agar lebih realistis untuk dikejar. Tulisan ini, adalah beberapa catatan penting yang mungkin bisa menjadi pondasi dalam mengarungi 2019.
1. Menulis
Tahun 2018, adalah tahun kelam sekaligus kemunduran bagi saya dalam menulis artikel bebas dan blog. Target yang sudah susah payah diatur nyaris tidak dijalankan. Padahal saya sering menyampaikan, soft skill itu harus dirawat agar tidak hilang. Buktinya, ketika saya menulis beberapa tema, menemukan kemandekan berpikir kronis, sampai-sampai artikelnya tak selesai-selesai. Saya mencoba membuat alamat blog baru, untuk meningkatkan gairah, tapi tidak ada efeknya. Alhasil dua bulan terakhir sebelum pergantian tahun, saya memutuskan untuk mengaktifkan lagi blog ini.
Apa target 2019? Sebetulnya tidak muluk-muluk. Dalam urusan menulis, saya ingin konsisten saja dulu. Kalau bisa, setiap hari ada edisi khusus tulisan yang dikeluarkan. Waktu itu pernah kepikiran untuk mengeluarkan seri atau tema tentang fiksi mini Bahasa Sunda setiap malam jumat. Mudah-mudahan bisa teralisasi dan konsisten.
2. Membaca
Membaca juga masih jarang dilakukan. Faktor yang membuat hilang ketertarikan membaca ini, sebetulnya karena pengaruh gaya hidup. Sepulang kerja, saya kadang selalu ingin nongkrong sama kawan-kawan. Padahal itu hal kurang produktif sebetulnya, malah menjadi boros dalam urusan pengeluaran. Masih ada buku yang belum selesai dibaca sudah berbulan-bulan, tapi beli buku baru tetap menjadi hobi dan keasikan tersendiri.
Target 2019? Minimal sebulan sekali, harus punya buku bacaan baru. Tema bacaan bebas yang penting bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Setiap malam, sisakan waktu kurang lebih 30 menit untuk membaca. Sebetulnya ingin kalau di kantor ketika lengang baca buku, tapi saya males kalau dicap so rajin, dan terlihat pintar. Padahal sebetulnya ingin memanfaatkan waktu yang terbuang percuma.
3. Belajar
Hidup itu kan sejatinya belajar. Saya pernah terlintas untuk nekad kuliah lagi S2 tahun 2018. Namun karena hati ini belum yakin, akhirnya mengurungkan niat. Terkadang itu kendala saya, terlalu banyak berpikir dan kekhawatiran padahal belum menjalaninya. Tapi memang perlu realistis, modal untuk kuliah kan tidak sedikit, ditambah lagi pekerjaan ketika itu masih belum terlalu meng-cover kebutuhan sehari-hari.
Tahun ini, target untuk kuliah lagi sepertinya harus direalisasikan. Cuman yang menjadi kebingungan saya adalah memilih kampus yang tepat. Konsentrasi saya ingin mengambil kembali komunikasi. Lebih khusus, dalam bidang public relation. Sementara di Bandung, yang cukup terkenal hanya dua kampus di bidang tersebut, Unpad dan Unisba. Ya ini perlu istikhoroh sepertinya.
Selain itu, saya juga harus merealisasikan kursus Bahasa Inggris. Saya sangat merasa ketinggalan dalam urusan bahasa. Padahal banyak sekali peluang karir lebih baik jika kemampuan bahasa saya sudah di-upgrade.
4. Hemat
Tahun ini pun saya harus lebih sedikit mengerem pengeluaran tidak terlalu penting. Sebisa mungkin, tabungan harus selalu diisi setiap bulan. Terkadang yang susah itu melawan ego diri sendiri. Ingin ini itu banyak sekali, dan terkadang harus terealisasi tanpa pikir panjang. Tapi saya sudah me-list beberapa kebutuhan yang penting di tahun 2019, untuk merealisasikannya ya tentu saja dicicil tidak sekaligus.
Yang harus lebih hemat adalah keinginan untuk jalan-jalan. Mengingat tahun 2019 saya harus merealisasikan kuliah lagi, sepertinya jalan-jalan mesti di-skip. Kecuali gratisan dan dibiayai kantor. Itu beda urusan hehe.
5. Penghasilan Sampingan
Walaupun uang bukan tolak ukur kebahagiaan, tapi tetap saja uang menjadi faktor penting dalam hal kesejahteraan. Apalagi jika sudah memasuki akhir bulan, segalanya menjadi serba salah dan serba menahan diri.
Ada beberapa hal yang sudah saya rencanakan di tahun ini untuk mencari side-job. Tapi ini namanya ikhtiar, saya masih perlu partner untuk merealisasikannya. Dan berharap, mudah-mudahan ada jalan terbaik yang Allah berikan setelah segalanya dimulai.
6. Ibadah Lebih Baik
Dari no 1 sampai 5, semuanya urusan duniawi. Tidak afdol jika urusan ukhrowi tidak masuk dalam daftar target di 2019. Maaf, bukan maksud menomor akhirkan urusan ibadah, semua ini hanya tentang no saja. Bukan berarti yang no 1 adalah prioritas utama, bukan. Semuanya dalah prioritas dan harus dijalankan secara bersama-sama.
Untuk urusan ibadah, sepertinya saya harus memperbaiki salat subuh dan salat isya. Sebab setelah lebaran kemarin, saya merasa tidak nyaman menjalani hari demi hari ketika subuh bangun kesiangan. Rezeki seperti seret, dan jiwa merasa tidak tenang. Ditambah lagi, intensitas mengaji juga berkurang. Apalagi bangun di sepertiga malam.
Nah targetnya, 2019 ini setiap Senin dan Kamis harus puasa sunah, salat tepat waktu dan berjamaah, terutama untuk salat subuh. Intensitas mengaji 20 ayat setiap hari beserta memahami maknanya harus digalkkan kembali. Dan yang paling penting, harus menjaga syahwat dari "pidosaeun" di media sosial.
7. Olahraga
Ini hampir terlewat. Jujur, banyak orang menilai tubuhku semakin berisi akhir-akhir ini. Perut membuncit dan stamina (fisik) tidak setangguh dulu. Sepertinya, setiap Sabtu atau Minggu, saya harus kembali gowes. Sepulang kerja minimal 2 hari sekali, membiasakan jogging di Gasibu. Kemudian, melakukan pola hidup sehat, dengan asupan makanan yang baik. Pokoknya tahun ini harus banyak olahraga. Titik.
++++
Itulah beberapa catatan dan resolusi yang coba saya catat. Sebagai manusia, kita hanya bisa ikhtiar semaksimal dan sebaik-sebaiknya. Sisanya, saya pasrahkan pada Allah saja. Mudah-mudahan, dan saya yakin, Dia akan memberikan kejutan di depan sana. Aamiin.
Sekian,
Bandung, 1 Januari 2019
1 comment:
Membaca juga masih jarang dilakukan. Faktor yang membuat hilang ketertarikan membaca ini, sebetulnya karena pengaruh gaya hidup.
LukQQ
Situs Ceme Online
Agen DominoQQ Terbaik
Bandar Poker Indonesia
Post a Comment