Oleh Adi Permana
Ada pameo yang mengatakan bahwa pers itu
ibarat dua sisi mata uang; antara media yang idealis dan media komersial. Hal
itu mengingatkan saya pada salah satu diskusi santai bersama teman-teman pers
mahasiswa yang ada di kampus UIN SGD Bandung, pertengahan Oktober lalu. Yakni
soal idealisme media massa di tengah geliat komersialisme. Waktu itu,
ada yang bertanya tentang bagaimana caranya
mempertahankan keuntungan (finansial) media massa tanpa harus mempertaruhkan sisi idealismenya? Jika
tidak salah, kira-kira begitu pertanyaanya. Jawaban dari pertanyaan itulah yang
akan dibahas dalam tulisan saya yang sederhana ini.
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut,
mari kita pahami terlebih dahulu apa itu idealisme dan komersialisme. Menurut
AS Sumandiria, idealisme sendiri adalah cita-cita, obsesi, atau sesuatu yang
terus dikejar untuk bisa dijangkau dengan segala daya dan cara yang dibenarkan
menurut etika dan norma yang berlaku serta diakui oleh masyarakat dan negara
(AS Sumandiria, 2006:46). Sementara komersialisme, menurut saya adalah bentuk
perubahan paradigma berpikir kearah finansial atau keuntungan semata.